
“Deklarasi Solidaritas dari Timor-Leste yang amat dibacakan pada konferénsia (HUT)) AMP di Bandung tanggal 30 Mei 2013”
Salam Solidaritas!
Sebelum menyampaikan pesan perjuangan rakyat Timor-Leste kepada
para hadirin di konferénsia (HUT) ini terlebih dahulu kami mengucapkan
selamat pejuangan dan memeluk serat-eratnya rakyat Papua Barat dan
hadirin di konferénsia (HUT) ini sekalian.Walaupun kami jauh dari bangsa
Papua, namun perasaan ikut menderita pada rakyat Papua Barat adalah
lebih mendalam.
Perjuangan bangsa Papua tidak begitu jauh berbeda dengan perlawanan
rakyat Timor-Leste karena penjajah dan model perlawanan yang
sama.Tetapi ada juga perbedaan strategis: Isu Timor-Leste tidak pernah
dikeluarkan dari agenda DewanKeamanan PBB, dan perjuanganTimor-leste
berbasis pada tiga front yang kuat yaitu front klandestine, armada dan
diplomatik. Isu Papua merdeka sampai sekarang belum reagenda di
DewanKeamanan PBB, persatuan komando untuk pembebasan nasional Papua
belum tercapai seutuhnya, dan front klandestine juga belum mencapai
struktur perjuangan yang efektif.
Di Timor-Leste cukup banyak organisasi pemuda dan mahasiswa yang
memperjuankan kemerdekaannya, seperti Renetil di Indonesia,
dewanSolidaritas di Timor-Timur, Sagrada Família, Ojetil dan organisasi
klandestine lainnya. Namun kami semua dalam satu komando yaitu
Komandante em Xefe Kay-Rala Xanana Gusmão; dialah sebagai pemimpin
pemersatu pada semua kaum yang ingin merdeka. Sejarah perlawanan rakyat
Maubere (kaum tertindas) mengalami proses perubahanyang sangat
signifikan, namun belum saatnya yang momentum untuk ceritakan semuanya
pada kawan-kawan pejuang Papua merdeka.
Kami berharap dengan konferénsia (HUT) AMP ini berawal dari
persatuan dan kesatuan demi pembebasan dan pedamain sejati di negerimu
yang kini menjadi perhatian semua umat manusia di belahan dunia.
Kawan-kawan pejuang Papua merdeka diminta agar harus bekerja keras lagi
demi memperkuat jaringan klandestine, diplomat dan armada, tanpa
melupakan gereja untuk umanisasi dalam perjuangan. Ada beberapa slogan
yang kawan-kawan Papua semestinya belajar: “ Mempersatukan musuh-musuh
kecil untuk memenangkan musuhbesar ” dan“ Perang bermula dari kota akan
berahkir di kota”. Artinyasemua orang Papua Barat harus disatukan dalam
perjuangan dan harus menang di tingkat diplomatik supaya adanya
referendum.
Untuk kawan-kawan Solidaritas dari bangsa lain yang hadir dalam
konferénsia ini kami sangat berharap masalah Papua Barat buka hanya
milik anak-anak Papua namun sebagai tugas dan amanat umat manusia di
dunia termasuk keprihatinan kita semua yang dinamakan “Solidaritas
Internasional”.
Kepada semuan egara yang berkepentingan di tanah Papua sesegara
mungkin mengevaluasi keegoisan kalian termasuk Republik Indonesia, kami
minta keluar dari tanah Papua sekarang juga untuk memungkinkan anak-anak
Papua mendirikan negaranya sendiri sebagai sebuah negara daulat.
Untuk PBB, harus mengambil langka-langka efektif untuk
menyelesaikan kasuspelangaran HAM termasuk hak penentuan nasib sendiri.
Seharusnya PBB mejalankan kewajibannya secara jujur dan tidak
terpengaruhi oleh kekuatan apapun.
Terima kasih atas perhatian dan bekerjasama dalam perjuangan ini.
A luta kontinua!
Celestino Gusmao,
Perwakilan Gerakan Solidaritas Timor-Leste Untuk Kemerkedaan Papua Barat.
Sumber:Komite Pusat Amp,