
Kedatangan ribuan mahasiwa ke gedung DPR/MPR saat itu begitu menegangkan
dan nyaris terjadi insiden. Suatu saat tentara yang berada di depan gedung
atas tangga sempat mengokang senjata mereka sehingga membuat panik para
wartawan yang segera menyingkir dari arena demonstrasi. Mahasiswa ternyata
tidak panik dan tidak terpancing untuk melarikan diri sehingga tentara
tidak dapat memukul mundur mahasiswa dari gedung DPR/MPR. Akhirnya mahasiswa
melakukan pembicaraan dengan pihak keamanan selanjutnya membubarkan diri
pada sore hari dan pulang dengan menumpang bus umum.
Keesokan harinya mahasiswa yang mendatangi gedung DPR/MPR semakin banyak
dan lebih dari itu mereka berhasil menginap dan menduduki gedung itu selama
beberapa hari. Keberhasilan meduduki gedung DPR/MPR mengundang semakin
banyaknya mahasiswa dari luar Jakarta untuk datang dan turut menginap
di gedung tersebut. Mereka mau menunjukkan kalau reformasi itu bukan hanya
milik Jakarta tapi milik semua orang Indonesia.
Soeharto akhirnya menyerah pada tuntutan rakyat yang menghendaki dia
tidak menjadi Presiden lagi, namun tampaknya tak semudah itu reformasi
dimenangkan oleh rakyat Indonesia karena ia meninggalkan kursi kepresidenan
dengan menyerahkan secara sepihak tampuk kedaulatan rakyat begitu saja
kepada Habiebie. Ini mengundang perdebatan hukum dan penolakan dari masyarakat.
Bahkan dengan tegas sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa Habiebie
bukan Presiden Indonesia. Mereka tetap bertahan di gedung DPR/MPR sampai
akhirnya diserbu oleh tentara dan semua mahasiswa digusur dan diungsikan
ke kampus-kampus terdekat. Paling banyak yang menampung mahasiswa pada
saat evakuasi tersebut adalah kampus Atma Jaya Jakarta yang terletak di
Semanggi.( sumber : http://semanggipeduli.com )
Powered by: Lembata Cyber Intelligence