. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Imam Al Ghozali H.Wulakada Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1434 H/2013
Home » » SUKU WAWIN” TUAN TANAH WATUWAWER” Oleh Donatus Dewa Lejap, S.Ip, M.Si

SUKU WAWIN” TUAN TANAH WATUWAWER” Oleh Donatus Dewa Lejap, S.Ip, M.Si

Written By Berita14 on Sabtu, 20 Juli 2013 | 03.55

Jauh sebelumnya, orang di Watuwawer, Lewokoba (Suku Karang) dan Lewogroma (suku Kedang) mengenal berbagai rumah adat dari tujuh suku berbeda yang ada di Watuwawer. Ketujuh suku tersebut antara lain suku Wawin, suku Koban, suku Huar, suku Lejap Ruin, suku Lejap Nujan, suku Tukan, suku Lajar, suku karang( Lewokoba) dan suku Kedang ( Lewogroma).
Pantai Bean-Kedang

Berbagai suku tersebut masuk secara berurutan dan kemudian menempati Desa Watuwawer, Lewogroma dan Lewokoba hingga saat ini. Yang paling pertama masuk adalah suku Wawin. Karena itu Suku Wawin menempati tempat persis dibelakang Gereja Katolik St. Nikolaus Konrardus Watuwawer hingga saat ini. Tempat itu yang kemudian dkenal dengan nama Watwawe. Suku Wawin dianggap yang paling sulung mendiami Kampung Watuwawer sekaligus membagi tempat-tempat untuk suku-suku yang lain. Sedangkan suku yang paling terakhir datang adalah suku Lejap Nujan.
Pada waktu itu sudah ada tempat khusus untuk membangun rumah-rumah adat bagi susku-suku di Watuwawer. Hal ini dilakukan melalui kesepakatan para kepala suku. Maka dipilih tempat yang sekarang menjadi lokasi Gereja Katolik St. Nikolaus Konrardus Watuwawer. Tempat dibangunnya Gereja Katolik itu sebetulnya namanya Watuwawer/Watwawe. Semua rumah adat disatukan di tempat itu.
Pada tahun 1940 Pater Nothermans dari Belanda tiba di Watuwawer untuk mendirikan Gedung Gereja Katolik bagi orang Watuwawer. Tidak ada tempat yang strategis untuk membangun Gereja Katolik dimaksud. Melalui persetujuan Pemerintah desa dan tua-tua adat waktu itu disepakati bahwa semua rumah adat yang sudah lama berdiri di lokasi tersebut dipindahkan ke tempat lain dan tempat tersebut dipakai untuk membangun Gereja.
Sebagai gantinya maka semua rumah adat dipindahkan ke wilayah suku masing – masing dengan memperhatikan bentuk aslinya. Atas persetujuan Magurata (Lagadoni Lejap) memutuskan untuk membangun rumah adat tersebut diatas tanah pribadinya, yang sekarang menjadi lokasi rumah adat hingga saat ini. “Ne be bo blimut rayan. Ne enai bo go siepeng ke; (Rumah Adat Itu yang merangkul kita semua, tempatnya sudah saya siapkan).” Kata Magurata. Maka dibangunlah rumah adat Lejap Nujan sampai dengan saat ini.
Seiring dengan perjalanan waktu semua rumah adat yang dipindahkan dari lokasi awal hanya dua rumah adat yang mempertahankan bentuk aslinya. Yaitu rumah adat Lejap Nujan dan rumah adat Lejap Ruin. Namun beberapa tahun terakhir rumah adat Lejap Ruin sudah tidak ada lagi.
Sampai dengan abad millenium ke tiga ini, hanya rumah adat Lejap Nujan yang masih mempertahankan bentuk dan ukuran serta harta yang ada di dalamnya. Rumah adat suku yang lain seperti Suku Wawin, suku Lajar, suku Huar, suku Tukan, suku Koban, Lejap Ruin sudah tidak memiliki rumah adat lagi, mereka hanya menyediakan sebuah kamar di rumah pemegang rumah adat suku yang bersangkutan untuk menyimpan harta warisan adat suku termasuk tempat untuk melakukan ritus seremoni tersebut, bahkan tanah rumah adatnyapun sudah tidak ada lagi sudah bahkan punah.
Maumere, Maret 2013
Share this post :
Tantowi Panghianat???.
Kab. Lembata
Tantowi Panghianat???.
Kab.Alor
Tantowi Panghianat???.
Kab.Flores Timur
 
Di Dukung Oleh : Lembata google Crew | Leuwalang Template | Kaidir Maha
Copyright © 2013. FlorataNews - All Rights Reserved